Kamis, 30 April 2009

berita ttg dedy corbuzier sang mentalis 2

berbeda dengan sulap yang secara langsung ataupun tidak, pesulap mengedukasi publik bahwa ada trick dibaliknya. Mentalis menggembar gemborkan dia bisa melakukan susuatu dan sebisa mungkin menghindari anggapan bahwa ada trik/rahasia disitu. Murni dengan kekuatan pikiran. Singkatnya: Dia berbohong untuk menghibur orang. Dengan memanipulasi pikiran publik melalui kata kata, media, dan apa saja, lama lama tentu saja menimbulkan pertanyaan : Sampai batas mana, kebohongan itu secara etis bisa dilakukan? Baik untuk alasan hiburan, reputasi, dll. Pada akhirnya, dimana letak etika dari seorang mentalis? Seolah mentalisme menjelma menjadi sebuah kasta sendiri diatas pesulap. Sementara pesulap justru unggul dari segi moral karena menghibur TANPA MEMBODOHI.

Abel

Abel

Kita lihat pertarungan menggelikan berjudul The Master. Sang ‘Master’ melawan Abel Brata, mengalahkannya dengan aturannya sendiri yang ia akui sebagai aturan Internasional. Aturan internasional…dibuat sedemikian rupa sehingga hampir tidak memungkinkan bagi seseorang untuk berbuat curang. Deddy Corbuzier melakukan pembodohan publik dengan menyatakan ia melawan Abel dengan aturan Internasional yang dalam banyak bidang jelas jelas telah ia langgar.

Dalam tulisan ini saya tidak menuduh dan mengatakan deddy berbuat curang. Saya hanya mengatakan bahwa Deddy TIDAK MENGIKUTI ATURAN INTERNASIONAL dalam pertandingan Blindfold solving seperti yang ia gembar gemborkan dalam acara tersebut.

1. Dalam regulasi resmi internasional, seseorang cuber menggunakan rubiknya sendiri yang terlebih dahulu dipastikan keabsahannya sebagai sebuah rubik yang tidak direkayasa oleh juri independen. Dalam acara tadi, dua duanya berasal dan di acak oleh panitia (orangnya dedy) dengan skema warna barat (white opposite yellow), Sementara jika kita lihat dalam cuplikan sebelumnya ABEL Brata menggunakan Japanese Color Scheme(White opposite Blue). Perbedaan skema warna ini sangat fatal, terlebih, ini blindfolded dimana orang menghafalkan warna…. Dan lagi, software computer yang seharusnya digunakan untuk mengacak adalahCube Explorer sementara dalam acara tersebut, yang tertampang di laptop adalah sebuah game simulasi rubik (bukan scrambler atau timer).

2. Regulasi Internasional mengharuskan juri harus menaruh selembar kertas diantara muka solver dan cube. Minimal menaruhnya dalam waktu random. Yang dalam acara the Master sama sekali tidak dilakukan, dan memungkinkan salah satunya ngintip dari balik blindfold (penutup mata). Jika kamu ragu, pakailah penutup mata seperti itu, dan kamu akan kaget betapa sesungguhnya ngintip itu mudah. Oiya regulasi ini diperketat sejak ada seseorang yang ketahuan curang dalam kompetisi dunia (if you’re a cuber, you know who it was)

3. Regulasi resmi Internasional mengitung waktu keseluruhan dengan cara memulai timer sejak cuber diperkenankan melihat cube dan diakhiri pada saat cuber selesai melakukan solve dan membuka penutup matanya sendiri. DAlam acara tersebut, sepanjang waktu Abel direcokin oleh cewek disampingnya yang selalu maksain Abel pake penutup mata. Dan seperti kita lihat, timer berjalan seenaknya sendiri. Oiya, timer yang seharusnya digunakan adalah ’stackmat timer’.

Metode yang dilakukan Abel
Metode blindfold solving yang dilakukan abel adalah murni metode blindfolded yang dilakukan cuber dunia, yakni “3 cycle OP”. Anda bisa mempelajarinya dari situs Http://www.cubefreak.net. Selain itu masih ada metode lain seperti ‘classic pochmman’ (digunakan hermansyah), dan M2 ( saya gunakan).

sumber dari www.virkill.com

Tidak ada komentar: